TEMANGGUNG, Joglo Jateng – Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg. Widwiono, M.Kes mengatakan bahwa penurunan angka stunting di Jateng lebih cepat dibanding nasional. Ia menyebutkan, dua tahun lalu stunting nasional masih di angka 27,6 persen, demikian juga Jateng hampir sama di angka 27,6 persen. Namun selama dua tahun secara nasional bisa turun di angka 24,4 persen, tetapi Jateng bisa turun lebih cepat di angka 20,9 persen.
“Alhamdulillah di Jateng sudah lebih cepat dibandingkan dengan nasional,” kata Widwiono pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022 tingkat Jateng yang dipusatkan di Desa Watukumpul, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Rabu (29/6).
Widwiono menyampaikan, untuk ke depan semua sudah sepakat dengan pembentukan tim percepatan penurunan stunting tingkat provinsi, tingkat kabupaten/kota, tingkat kecamatan, tingkat desa/kelurahan. Sementara secara operasional, sudah dibentuk tim pendamping keluarga (TPK) yang terdiri atas 27.931 tim.
Ia menuturkan tim akan bergerak secara bersama-sama untuk lebih mempercepat lagi penurunan stunting. Kalau Presiden menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen tahun 2024, maka di Jateng insyaallah tahun 2023 stunting bisa turun 14 persen. Artinya, satu tahun lebih cepat dari target nasional.
Berkenaan dengan peringatan Harganas 2022 BKKBN, Jateng juga melaksanakan kegiatan pelayanan KB. Pelayanan sebanyak 184.000 dilakukan dalam waktu dua hari.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai menghadiri peringatan Harganas 2022 tingkat Jateng, mengatakan bersyukur bahwa angka stunting di Provinsi Jateng sudah turun menjadi 20,9 persen.
“Mari digerakkan lagi dan kali ini dipusatkan di Temanggung, dan ditindaklanjuti dengan memberikan makanan bergizi sebanyak 160 paket,” katanya.
Ganjar meminta seluruh kekuatan seperti kader PKK, kader posyandu dan lainnya untuk membantu. Tak hanya itu, bahkan swasta juga terlibat.
“Saya juga titip agar warga didorong untuk menanam tanaman pangan pendamping padi agar kemudian mereka punya alternatif pangan yang cukup. Karena sekarang dunia sedang berubah, dunia sedang bergerak yang problem pangan menjadi isu internasional,” ucapnya.
Ia menyampaikan, kalau tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan, maka generasi ke depan akan sangat berbahaya. Hari ini digerakkan dengan pangan, dengan pencegahan stunting, dengan kampanye jangan menikahkan anak sebelum cukup umur.
“Sebelum menikah periksa dulu, kandungannya dicek kalau sudah hamil dan seterusnya, mudah-mudahan stunting bisa diatasi,” ucapnya. (ara/gih)